Allah menyamakan orang-orang munafik ketika mereka membeli penyimpangan
dengan bimbingan, sehingga memperoleh buta utuh, untuk contoh seseorang
yang memulai kebakaran. Apabila api menyala, dan diletakkan di kawasan sekitarnya, orang itu mendapat manfaat daripadanya dan berasa selamat. Kemudian api itu tiba-tiba dipadamkan. Oleh itu, kegelapan penuh meliputi orang ini, dan dia tidak dapat melihat apa-apa atau mencari jalan keluar daripadanya.
Selanjutnya, orang ini tidak dapat mendengar atau bercakap dan menjadi
sangat buta bahawa walaupun ada cahaya, dia tidak akan dapat melihatnya. Inilah sebabnya mengapa dia tidak dapat kembali ke negeri bahawa dia berada di hadapan sebelum ini berlaku kepadanya. Demikianlah halnya dengan orang-orang munafik yang memilih kesesatan atas petunjuk, penyimpangan atas kebenaran.
Perumpamaan ini menunjukkan bahawa orang-orang munafik mula-mula
percaya, kemudian tidak percaya, sebagaimana Allah menyatakan di
bahagian lain Al-Qur'an.
Kenyataan Allah,
Allah likened the hypocrites when they bought deviation with guidance, thus acquiring utter blindness, to the example of a person who started a fire. When the fire was lit, and illumnitated the surrounding area, the person benefited from it and felt safe. Then the fire was suddenly extinguished. Therefore, total darkness covered this person, and he became unable to see anything or find his way out of it. Further, this person could not hear or speak and became so blind that even if there were light, he would not be able to see. This is why he cannot return to the state that he was in before this happened to him. Such is the case with the hypocrites who preferred misguidance over guidance, deviation over righteousness. This parable indicates that the hypocrites first believed, then disbelieved, just as Allah stated in other parts of the Qur'an.
Allah's statement,
﴿ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ﴾
Maksudnya, Allah menghapus apa yang memberi manfaat kepada mereka, dan
ini adalah cahaya, dan Dia meninggalkan mereka dengan apa yang
membahayakan mereka, yakni kegelapan dan asap. Allah berfirman,
(Allah removed their light) means, Allah removed what benefits them, and this is the light, and He left them with what harms them, that is, the darkness and smoke. Allah said,
﴿وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَـتٍ﴾
(Dan meninggalkan mereka dalam kegelapan), itulah keraguan, ketidakpercayaan dan kemunafikan mereka.
(And left them in darkness), that is their doubts, disbelief and hypocrisy.
﴿لاَّ يُبْصِرُونَ﴾
(Jadi) mereka tidak dapat melihat) maksudnya, mereka tidak dapat mencari jalan yang betul atau mencari arahnya. Di samping itu, mereka,
((So) they could not see) meaning, they are unable to find the correct path or find its direction. In addition, they are,
﴿صُمٌّ﴾
(pekak) dan dengan itu tidak dapat mendengar bimbingan,
(deaf) and thus cannot hear the guidance,
﴿بِكُمْ﴾
(bodoh) dan tidak boleh mengucapkan kata-kata yang mungkin memberi manfaat kepada mereka,
(dumb) and cannot utter the words that might benefit them,
﴿عَمًى﴾
(dan buta) dalam kegelapan dan penyimpangan. Begitu juga, Allah berkata,
(and blind) in total darkness and deviation. Similarly, Allah said,
﴿فَإِنَّهَا لاَ تَعْمَى الاٌّبْصَـرُ وَلَـكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِى فِى الصُّدُورِ﴾
(Sesungguhnya ia bukanlah mata yang menjadi buta, tetapi ia adalah hati
yang ada di dalam payudara yang menjadi buta) (22:46) dan ini mengapa
mereka tidak boleh kembali kepada keadaan bimbingan yang mereka ada,
kerana mereka menjualnya untuk kesesatan.
(Verily, it is not the eyes that grow blind, but it is the hearts which are in the breasts that grow blind) (22:46) and this why they cannot get back to the state of guidance that they were in, since they sold it for misguidance.
﴿أَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ السَّمَآءِ فِيهِ ظُلُمَـتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصْـبِعَهُمْ فِى ءَاذَانِهِم مِّنَ الصَّوَعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكـفِرِينَ - يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَـرَهُمْ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْاْ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُواْ وَلَوْ شَآءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَـرِهِمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ﴾
(19) Atau seperti hujan lebat di langit, yang membawa kegelapan, guruh,
dan kilat, mereka meniup jari-jari mereka ke telinga mereka untuk
menjauhkan petir yang menakjubkan kerana takut mati, tetapi Allah
sentiasa merangkumi orang-orang kafir. hampir-hampir menangkap pandangan
mereka, apabila ia berkilauan untuk mereka, mereka berjalan di
dalamnya, dan apabila kegelapan menutupi mereka, mereka tetap diam, dan
jika Allah menghendaki, Dia dapat menghapuskan pendengaran dan
penglihatan mereka, semoga Allah mempunyai kuasa atas segala sesuatu .)
(19. Or like a rainstorm in the sky, bringing darkness, thunder, and lightning. They thrust their fingers in their ears to keep out the stunning thunderclap for fear of death. But Allah ever encompasses the disbelievers.) (20. The lightning almost snatches away their sight, whenever it flashes for them, they walk therein, and when darkness covers them, they stand still. And if Allah willed, He could have taken away their hearing and their sight. Certainly, Allah has power over all things.) |
No comments:
Post a Comment